Fenomena ini merupakan bagian dari siklus musim kemarau tahunan yang dipengaruhi oleh dominasi angin timuran dari Benua Australia. Angin tersebut membawa udara kering yang menyebabkan pembentukan awan hujan berkurang drastis di wilayah Indonesia selatan.

Waspada Dampak Kekeringan dan Karhutla

BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi kekeringan, terutama di sektor pertanian dan pasokan air bersih. Selain itu, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga meningkat selama puncak musim kemarau berlangsung.

“Sektor pertanian perlu mengatur pola tanam agar tetap produktif dan meminimalkan kerugian akibat kekeringan,” jelas pihak BMKG dalam siaran persnya.

Halaman: 1 2 3

Penulis: Agus DarmaEditor: Bima Saputra

3 Komentar

  1. Dian Wahyuni

    Terima kasih info BMKG. Warga bisa lebih siap siaga, terutama yang tinggal di daerah rawan kekeringan

  2. Rahmat Nugroho

    Semoga pemerintah daerah segera ambil langkah antisipasi. Jangan sampai baru bertindak setelah krisis air terjadi.

  3. Yuni Kurniawati

    Petani pasti paling terdampak. Harus ada bantuan irigasi atau penyuluhan pertanian agar mereka tidak rugi besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *